Berada di Desa Totok, Kecamatan Loura, Kampung Totok Kalada merupakan salah satu pusat warisan budaya Marapu yang sarat dengan nilai sejarah dan filosofi kehidupan orang Sumba. Secara adat, Totok dikenal dengan ungkapan “INA AMA TOTOKA, Ana Totoka Kama Take, A Take Ole Podinna, A Take Ole Ratona. Ana Geloka Kaparadda, A Radda Ole Innana, A Radda Ole Amana” yang bermakna sebagai simbol persaudaraan, kebersamaan, dan kedudukan rato (pemimpin adat) sebagai kakak sulung dari tujuh bersaudara yang merangkul seluruh komunitas.
Keunikan Kampung Totok Kalada tercermin dalam arsitektur rumah adat Umma Kalada. Terdapat 17 rumah adat yang masih berdiri megah, didampingi 98 kubur batu megalit yang menjadi saksi sejarah leluhur. Salah satu peninggalan paling sakral adalah kain kuno (kalele dadi ata) berjumlah empat lembar, yang hanya dapat diperlihatkan melalui upacara adat tertentu. Selain itu, terdapat pula benda pusaka seperti Mandaka (emas berbentuk bulat berlubang dengan rantai) dan peninggalan kuno lainnya yang bernilai tinggi dalam tradisi Marapu.
Kampung ini masih hidup dengan denyut adat yang terjaga. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai ritual adat tahunan, antara lain Panaghi Laina (ritual pembersihan kebun), Tada Tabaka, Bogha Matana Ghukke Pukkena, Tanna Poddu Tana, Gholeka, hingga Zaiso. Setiap upacara menjadi pengalaman otentik yang membuka ruang perjumpaan dengan kearifan lokal masyarakat Sumba.
Untuk mencapai Kampung Totok Kalada, jaraknya sekitar 20 km dari Kota Tambolaka dengan waktu tempuh kurang lebih 25 menit. Jalan menuju lokasi sebagian besar beraspal, dengan sekitar 1,5 km berupa jalan pengerasan. Transportasi dapat menggunakan jasa travel maupun ojek dari kota. Akomodasi dan restoran tersedia di Tambolaka, sehingga pengunjung disarankan untuk menyiapkan kebutuhan menginap dan makan di sana.
Kampung Totok Kalada adalah destinasi yang tidak hanya menawarkan panorama adat yang megah, tetapi juga pengalaman spiritual dan kultural yang mendalam—sebuah perjalanan untuk memahami jiwa Sumba yang sejati.